• Web
  • Blog Anda
  • Senin, 18 Januari 2010

    Sholat Khusyu

    Shalat khusyu’ adalah kunci kemudahan dalam mendapatkan kebaikan-kebaikan dari kesabaran dan pertolongan, sebagaimana fiman Allah “Minta tolonglah kalian dengan sabar dan shalat, sesungguhnya hal itu adalah sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu (melaksanakan shalat)”, kunci kebahagiaan, Allah Swt berfirman, “Sungguh berbahagialah orang-orang mukmin, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalat mereka…” dan lain-lainnya.

    Shalat sebagai Ibadah & Do’a

    Sudah dimaklumi bersama bahwa shalat merupakan ibadah tertinggi nilainya di hadapan Allah SWT bahkan menjadi Ummahatul A'mal (Induknya segala amal manusia). Dalam urusan yang maha penting ini tentu saja Allah menurunkan juga tata cara dan ketentuannya dengan terperinci lewat Rasulullah SAW.

    Dalam hadits dikisahkan bahwa shalat seseorang bisa saja salah. Imam Al-Bukhari meriwayatkan; Suatu ketika Khallad bin Rafi' masuk ke masjid, kemudian shalat. Setelah selesai, ia menghadap Rasulullah SAW seraya memberi salam. Beliaupun menjawabnya, namun kemudian bersabda: "Ulangilah shalatmu yang tadi! Karena shalatmu tidak benar." Khalad shalat kembali. Setelah selesai, Rasulullah SAW tetap menyuruhnya shalat kembali dan ia mengulangi shalatnya sampai tiga kali. Akhirnya Khalad berkata : Walladzi Ba'atsaka bil Haq, Ma Uhsinu ghairahu, Fa'allimny" (Demi Allah Yang telah mengutus engkau dengan haq, aku tidak bisa melakukan shalat yang lebih baik dari itu. Aku mohon engkau mengajariku). Dan Rasululalh SAW pun mengajarkan tata cara shalat yang sempurna.

    Shalat juga termasuk do'a, karena ketika seseorang shalat, ia memohon kepada Allah dengan bacaan shalatnya. Namun shalat berbeda dengan ketentuan berdo'a yang umum, karena Allah memerintahkan agar mendirikan shalat (iqamat ash-shalat) tidak cukup dengan melakukan shalat saja. Maka Rasulullah SAW bersabda: Shalluu Kama Ra-aitumuny Ushally (Shalatlah kalian sebagaimana kalian memperhatikan aku shalat) (HR. Al-Bukhari)

    Dalam Lisanul 'Arab dijelaskan, kalimat Ra-a (melihat) bila maf'ul (objek/predikat) nya satu maka artinya melihat dengan mata. Dan bila maf'ulnya dua, maka artinya mengetahui (al-'Ilmu). Seperti Ra-a Zaidan 'Aliman artinya dia mengetahui Zaid itu pintar. (Juz IXX:2)
    Dalam kitab At-Tafshil syarah wa i'rab Syawahid Ibn 'Aqil dijelaskan pula, jika Ra-a itu maf'ulnya dua maka artinya mengetahui dengan yakin, seperti Ra-aitullah akbara kulli syai-in (aku yakin Allah Maha besar dari segala sesuatu). (Juz I:167)
    Maka arti hadits di atas Ra-aitumuny Ushalli harus diartikan mengetahui dengan yakin karena memiliki dua maf'ul yaitu Niy (aku) dan Ushalli (aku shalat), artinya bukan hanya melihat, tetapi mengetahui bisa dengan melihat atau mendengar atau dengan menganalisa lewat dalil yang shahih. Juga mengetahui apa yang dilakukan dan apa yang dibaca.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar